Selasa, 27 September 2016

#2: MEMORI


Tahun ini, hadiah ulang tahunku adalah ini. Untuk sekian lama aku tak mengerti caranya menangis. Namun yang aku alami sehari sebelum besok adalah rekor menangis yang nyaris non-stop untuk yang pertama kalinya. Mengingat semua rasa sakit, ketidakpercayaan,  bagaimana dimanfaatkan dan diragukan. Satu per satu kenangan muncul secara acak. Mungkin saja aku pernah mengkhianati, tapi tak kunjung kusadari sebelum beberapa waktu yang lalu. Selama waktu itu aku berpikir. Aku ingin berubah untuk diriku sendiri dan untuk dirimu yang dulu sempat aku khianati. Aku menyesal. Aku . . .
Kaleidoskop kenangan. Baik juga buruk. Ada yang tampak indah tapi semu dan ada kesemuan yang sebenarnya benar. Nyata. Dalam maya. Jika aku nyata, maka kau adalah maya. Kau merasa semua yang terjadi hanya bayangan. Sesuatu yang tak pernah muncul di pikiran. Aku berkata ini adalah nyata. Ya, perasaanku nyata.
Waktu mempertemukan kita lagi. Luka yang lalu terbuka. Lagi. Terus menerus. Kau enggan untuk memercayai bahwa aku tak bohong. Aku menjadi selalu salah buatmu. Terus begitu. Semakin keras aku berusaha, semakin jelas kau tak akan ingin percaya. Semakin dekat puncak, kau selalu membuatku jatuh perlahan. Aku mengulurkan tangan, tapi kau hanya melihatku. Aku sudah bilang kau bukan pelarian. Kau adalah rasa nyata yang hadir dalam segala ketidakjelasan hidupku. Kau adalah sesuatu yang sangat sulit kudapatkan.
Jika aku adalah luka, lantas kau apa? Mungkin adalah benar jika kita harus saling melupakan. Dalam kerinduanku, aku selalu berdoa. Untukmu.
Malam ini adalah malam terakhirku di 19. Malam terakhirku mengingatmu dalam lekat. Di dalam tidurku, khayalanku juga nyataku. Malam dimana hatiku terasa sangat sakit. Mungkin, besok aku masih mengingatmu. Besoknya, lusanya, dan seterusnya. Di bawah hujan yang selalu kutunggu.
Sejak hari ini, aku makin tak percaya pada tanda. Dia adalah topeng. Menipu. Aku hanya bisa berusaha tak acuh pada rindu. Bayanganmu masih terlihat jelas. Jelas sekali. Hanya bahagiamu yang selalu aku harapkan. Kebahagiaanmu. Aku masih akan tetap berdiri disini. Menjaga hatiku. Padamu.